Perebutan Rois Aam, Pertarungan Nyata Muktamar NU

Friday, March 26, 2010
25/03/2010 - 19:46
Perebutan Rois Aam, Pertarungan Nyata Muktamar NU
R Ferdian Andi R

(inilah.com)

INILAH.COM, Makassar - Muktamar ke 32 NU mengalami pergeseran dinamika. Jika muktamar sebelumnya dinamika terjadi saat pemilihan Ketua Umum PBNU, kini justru perebutan Rois Syuriyah NU menjadi kunci pertarungan perebutan kursi Ketua Umum PBNU.

Setidaknya hingga hari ketiga Muktamar ke 32 NU di Makassar telah empat nama yang siap maju menjadi Rois Aam yaitu KH Sahal Mahfud, KH Hasyim Muzadi, KH Maemun Zubair, dan KH Ma’ruf Amin. Padahal, jauh sebelum muktamar digelar, hanya terdapat dua nama yang muncul ke publik yaitu KH Sahal Mahfud dan KH Hasyim Muzadi.

Munculnya nama KH Maemun Zubair dan KH Maruf Amien tidak terlepas dari eskalasi yang cenderung mengeras antara KH Sahal Mahfud dan KH A Hasyim Muzadi. Setidaknya direpresentasikan para pendukung dan tim suksesnya. Kondisi ini pula yang membuat keprihatinan beberapa perwakilan wilayah dan cabang NU.

“Kami berangkat dari kerisauan, siapa yang layak menjadi Rois Aam. Muncul nama-nama, tetapi kami belum menjumpai calon Rois Aam yang layak. Kami dari Lampung dan berbicara dengan cabang dan wilayah lain, ada calon alternatif yaitu KH Ma’ruf Amin,” ujar KH Hisyomuddin Wakil Katib Syuriah PWNU Lampung di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Kamis (25/3).

Kerisauan kyai dari Lampung memang bukan mengada-ada. Karena pada muktamar kali ini, justru perebutan Rois Aam Syuriyah NU menjadi pertarungan nyata. Ini di luar tradisi selama 30 kali Muktamar NU.

Biasanya, Rois Aam dipilih melalui metode ahlul halli wal aqdi yang dipilih oleh para kyai-kyai. Bukan melalui proses one man one vote sebagaimana yang terjadi sejak Muktamar 31 di Boyolali, Jawa Tengah, 2004 lalu. Saat itu hanya terdapat dua calon Rois Aam yaitu KH Abdurrahman Wahid dan KH Sahal Mahfud.

Situasi ini pula yang membuat gagasan ahlul halli wal aqdi kembali digaungkan, meski tata tertib telah memutuskan pemilihan Rois Aam NU diputuskan melalui mekanismeone man on vote melalui sistem pemilihan langsung.

Informasi yang beredar di tengah-tengah muktamar, Rabu (24/3) malam, lima kyai sepuh berkumpul untuk membahas mekanisme pemilihan Rois Aam PBNU melaluiahlul halli wal aqdi. Dengan metode pemilihan seperti ini, setidaknya dapat meredam eskalasi peserta muktamar.

Selain rumor pertemuan lima kyai sepuh, Kamis (25/3) pagi juga beredar informasi pertemuan KH Maemun Zubair dengan KH Hasyim Muzadi dan KH Sahal Mahfud.

Tujuan pertemuan tersebut meminta agar KH Hasyim Muzadi dan KH Sahal Mahfud mengundurkan diri dari pencalonan itu. Lagi-lagi, tujuannya untuk mengurangi eskalasi perebutan Rois Aam Syuriyah yang sejatinya merupakan posisi tertinggi di NU.

Kesediaan KH Ma’ruf Amien juga disebut-sebut sebagai ikhtiar untuk mengurangi eskalasi head to head antara KH Hasyim Muzadi dan KH Sahal Mahfud.

Menurut sumber INILAH.COM, KH Hasyim Muzadi rela mundur dari pencalonan Rois Aam jika KH Ma’ruf Amien bersedia maju menjadi Rois Aam. “KH Hasyim Muzadi siap mundur dan menyerahkan kepada KH Ma’ruf Amien jika yang bersangkutan bersedia maju menjadi Rois Aam,” cetusnya.

Posisi Rois Aam di draft perubahan AD/ART di Muktamar ke 32 NU memang menempati posisi tertinggi. Setidaknya peran Rois Aam cukup signifikan dalam laju perjalanan organisasi NU. Dalam AD/ART lama, kewenangan Rois Aam hanya menyangkut tiga item sementara di draft perubahan bertambah menjadi empat kewenangan.

Antara Rois Aam dan Ketua Umum PBNU memang tidak menerapkan sistem paket dalam pemilihan. Tetapi tetap saja sulit dilepaskan pencalonan tokoh tertentu terkait dengan kandidat lainnya. Seperti antara KH Hasyim Muzadi dengan Ahmad Bagdja. Antara KH Maemun Zubair dengan KH Salahuddin Wahid. [mdr]

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box