CITIZEN REPORTER: Muktamar NU Sekaligus Temu Kangen Nahdliyyin

Friday, March 26, 2010
Laporan: Muh Ilham Usman, dari arena Muktamar NU
istimewa

Muh Ilham Usman,
JUMAT, 26 MARET 2010 | 14:53 WITA

TRIBUN-TIMUR.COM -- Muktamar NU ke-32 yang sedang berlangsung di Asrama Haji Sudiang memberikan makna tersendiri bagi para aktivis, pemuda, penggiat dan pemerhati kaum Nahdliyyin. Selain karena banyaknya diskusi yang diadakan ala anak muda NU dengan slogan “Cobe’-cobe’ Muktamar NU”, ajang muktamar ini juga bisa dikatakan sebagai “temu-kangen pemuda Nahdliyyin”.

Ajang ketemu dengan pelbagai aktivis dan pemuda dari segala penjuru di tanah air tercinta ini, mulai dari aktivis IPNU-IPPNU, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Ansor, Fatayat dan FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia) yang kesemuanya ini berkarya dan berkarsa demi kemajuan NU kedepannya.

Al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih wal-akhdz bil-jadid al-ashlah (menjaga tradisi yang baik dan mengambil hal baru yang baik) sebagai salah satu slogan NU memberikan dampak yang sangat baik, karena dapat merangkul semua golongan yang berorientasi dalam menjaga tradisi yang ditinggalkan oleh para pendahulu ulama-ulama NU. Dan dengan slogan ini pulalah, sehingga para aktivis, pemuda dan penggiat NU bergerak untuk senantiasa terus menyambung silaturahim lewat ajang muktamar ini.

Bertegur sapa dan bertukar kabar berita di antara kaum Nahdliyyin menjadi salah satu bagian yang mewarnai perhelatan akbar lima tahunan Nahdlatul ‘Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.

Misalnya, dari peserta muktamar, seorang wanita dan pria yang sama-sama nyantri di MAKN Ciamis, di ajang muktamar ini dipertemukan yang hampir + 10 tahun tidak pernah berjumpa selepas nyantri, sekarang bertemu dengan jabatan si wanitanya sebagai ketua umum Fatayat NU Buton, satunya lagi berkiprah sebagai ketua umum Ansor di wilayah Jabar.

Begitu pula dengan alumni UIN (dulunya, IAIN) Alauddin yang sedang berkiprah menjadi seorang guru, dosen, penghulu, aktivis LSM, PNS Depag di berbagai daerah Indonesia dan sudah jarang bertemu. Di tempat ini, mereka bertemu, bercanda, ketawa-ketiwi sambil minum kopi bareng dengan dibumbui cerita-cerita masa silam sewaktu menjadi mahasiswa dan aktivis.

Begitu pula, dengan alumni al-Azhar, Mesir. Sepulang dari negara yang terkenal dengan bangunan piramydanya dan berkiprah atau menjadi pengajar pesantren di berbagai pelosok bumi pertiwi, di ajang muktamar NU ini mereka “dipertemukan-kembali” sebagai pengurus NU di wilayahnya masing-masing.

Ya, masih banyak lagi cerita-cerita temu-kangen di muktamar NU ini. Maka penulis pun tidak salah, memberikan label pada acara muktamar NU ke-32 yang dilangsungkan di kota daeng ini sebagai ajang “temu kangen nahdliyyin”. Dan penulis pun merasakan hal itu. (*)

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box