Muktamar NU agar Tidak Agendakan Persoalan Internal Semata

Friday, March 26, 2010
Jumat, 26 Maret 2010 | 16:13 WIB
TRIBUN TIMUR/ABBAS SANDJI
Rapat pembahasan komisi D di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulsel, Kamis (25/3/2010). Pembahasan rapat komisi berlangsung di beberapa tempat dan di bagi menjadi 5 Komisi (A,B,C,D,E).

JAKARTA, KOMPAS.com Sebagai bagian integral bangsa Indonesia, NU dalam Muktamar Ke-32 di Makassar semestinya tidak hanya mengagendakan persoalan-persolan internal. Muktamar itu juga diharapkan dapat memberi kontribusi bagi penguatan dan keutuhan kebangsaan Indonesia.

Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI menyerukan hal itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/3/2010). Forum itu berharap, Muktamar dapat mengahasilkan keputusan-keputusan yang merupakan penjabaran dari pemikiran-pemikiran KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), khususnya dalam bidang demokratisasi, anti-diskriminasi, kesetaraan jender, dan pluralisme. Dengan demikian, produk Muktamar NU di Makassar dapat menjadi referensi kebangsaan bagi seluruh masyarakat, khususnya generasi muda.

Siaran pers Forkoma PMKRI yang ditandatangani ketuanya, Hermawi Taslim, juga mengharapkan agar Muktamar dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang dapat menjadi "jaring pengaman" dalam interaksi global. Demikian juga dengan pemikiran-pemirkiran yang memungkinkan Indonesia meraih kemajuan di berbagai bidang, tetapi tetap memiliki martabat dan kemandirian sebagai bangsa merdeka dan tidak kehilangan identitas kulturalnya.

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box