Susunan Pengurus PBNU Berubah
Tuesday, April 20, 2010Susunan PBNU Belum Final
As'ad Ali dan Slamet Effendy Dampingi Said Aqil Pimpin PBNU
Tuesday, April 13, 2010"Saya baru saja ke PBNU, mendampingi Pak Said melihat-lihat kantor PBNU. Pas saya duduk, saya dikasih tahu susunan pengurus harian PBNU hasil rapat formatur di Kajen," kata Slamet kepada detikcom, Selasa (13/4/2010).
Susunan lengkap pengurus harian PBNU hasil rapat formatur adalah sebagai berikut, wakil ketua umum yang mendampingi KH Said Aqil Siradj ada 2 orang, yaitu As’ad Said Ali dan Slamet Effendi Yusuf.
Sementara, dalam jajaran ketua-ketua tanfiziyah PBNU, muncul nama-nama baru seperti Hasyim Wahid (Gus Im), Maksum Mahfud, Hanif Saha Ghofur, Imam Azis, Hilmi Muhammadiyah, Arvin Hakim, Marsudi Syuhud, Maidir Harun, M Salim Aljufri, Abdurahman, Muhsin Alidrus, dan Kacung Marijan serta Abbas Mu’in.
Muktamar NU Tetapkan 7 Orang Anggota Formatur
Saturday, March 27, 2010Sahal dan Aqil akan dibantu oleh enam anggota formatur yang berasal dari perwakilan masing-masing kawasan. Perwakilan ini merepresentasikan pulau-pulau besar yang ada di Indonesia.
Pulau Sumatera diwakili oleh Khaidir Husain, Pulau Kalimantan diwakili oleh H Saibaini, Pulau Jawa diwakili oleh KH Miftahul Akhyar, sedangkan Indonesia Timur melalui H Abdul Karim Makarim yang berasal dari Sulawesi.
Dalam penentuan formatur ini di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/3/2010), sempat terjadi sedikit ketegangan. Papua merasa keberatan karena tidak ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia Timur. Padahal mereka membawahi lebih dari 20 cabang NU.
Meski penjelasan soal adanya kesepakatan awal, jatah Indonesia Timur diberikan kepada Abdul Karim, Papua masih tetap keberatan. Untuk meredekan, akhirnya pimpinan sidang menambah jumlah formatur dengan menunjuk Papua sebagai salah satu anggota formatur.
Usai penetapan kemenangan Said dan anggota formatur, sidang di dalam muktamar ini pun berakhir. Agenda selanjutnya adalah acara penutupan yang rencananya akan digelar malam ini juga.
Sementara itu, di luar ruangan, para muktamirin mulai berbondong-bondong menuju Gedung Marhama. Di tempat inilah, KH Said Aqil dan KH Sahal Mahfudh beristirahat untuk sementara waktu. Hingga saat ini, belum ada keterangan dari Said atas kemenangannya.
(mok/mok) Read More...
KH Sahal Mahfudz Resmi Tutup Muktamar NU
NU Siap Hadapi Globalisasi
SABTU, 27 MARET 2010 | 22:58 WIB
KH Sahal Mahfudz Akan Tutup Muktamar NU ke-32 Malam Ini
KH Said Agil Siradj, Manager NU yang Alim
Gus Solah Gagal Pimpin NU
Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang Baru
Sahal Mahfudh akan Rangkul Semua Kekuatan NU
Kiai Sahal Akan Rangkul Hasyim
SABTU, 27 MARET 2010 | 15:56 WIB
Pemilihan Ketum PBNU Diharapkan Tiru Pemilihan Rais Aam
Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah NU Digelar
Tidak ada bursa nama-nama, yang ada hanya nama-nama yang disodorkan peserta saat pemilihan berlangsung seperti saat pemilihan Ketua Rais Aam PBNU periode 2010-2015 yang dimenangkan KH Sahal Mahfudz beberapa menit lalu.
Said Aqil: Saya tak incar posisi politik pemilu 2014
Sabtu, 27/03/2010 20:51:51 WIB
Oleh: Kwan Men Yon
Said mengatakan terpilihnya dia sebagai Ketua Dewan Tanfidziyah telah merupakan berkah terbesar dalam hidup dan itu sebagai amanah yang terlalu besar untuk dinodai dengan kepentingan politik praktis.
Hasyim Muzadi Mundur Atas Perintah Kiai Muchit
Sabtu, 27 Maret 2010 - 14:57 wib
KH Hasyim Muzadi (Foto: Koran SI)
MAKASSAR- KH Hasyim Muzadi menyatakan tidak bersedia dicalonkan sebagai Rais Aam. Alhasil jabatan itu secara otomatis ditempati KH Sahal Mahfudh.
Urus Pesantren, Hasyim Tolak Rais Am
Keturunan Wahid Hasyim "Kompak" di Muktamar NU
Salawat Badar Sambut Kemenangan Sahal Mahfudz
Pekikan itu semakin meriah saat salah satu kandidat, KH Hasyim Muzadi menyatakan mundur dari pencalonan, sehingga pendukung KH Sahal maupun Hasyim meneriakkan kata 'Hidup Muzadi'.
Ketum PBNU Bisa Dijabat Seumur Hidup
SABTU, 27 MARET 2010 | 04:11 WITA
PWNU Jawa Timur sebagai salah satu basis utama nahdhliyin meminta agar masa jabatan rais aam dan ketua umum dibatasi dua periode. Dengan argumen agar terjadi kaderisasi dan dinamika organisasi berjalan. PWNU Jatim mendapat dukungan sebagian PCNU dari Jawa Tengah di antaranya PCNU Kabupaten Bantul dan Kudus.
Sementara sebagian besar PCNU di kawasan timur Indonesia seperti Papua dan Manado menolak usulan ini. Dengan alasan minimnya stok kader yang bisa menjabat posisi rais amm dan syuriah. SEjumlah PC seperti Cilacap dan Banyuwangi juga mendukung argumen ini. Karena pembahasan yang alot diserta argumen masing-masing kubu, sidang yang membahas masalah masa jabatan ini ditangguhkan.
KH Sahal Mahfudz Jadi Rais Am 2010-2015
Jakarta, RMOL.
Sahal terpilih setelah berhasil mengungguli dua calon lainnya, yaitu KH Hasyim Muzadi dan KH Maimun Zubair.
Seharusnya, Sahal dan Hasyim "diadu" lagi untuk memperebutkan posisi Rais Am pada putaran kedua. Namun, para muktamirin mendesak Hasyim untuk mengundurkan diri dari periode selanjutnya.
Hasyim lantas menyatakan pengunduran dirinya dengan membuat surat pernyataan. Dengan pengunduran diri Hasyim, periode pemilihan Rais Am tidak dilanjutkan dan Sahal ditetapkan sebagai Rais Am secara aklamasi. [fik] Read More...
NU Pasca-Muktamar
Edy M. Ya`kub
Apalagi, kiprah almarhum Gus Dur dan KHA Hasyim Muzadi telah mendongkrak posisi NU sebagai kekuatan Islam yang diperhitungkan masyarakat global.
Bahkan, Amerika Serikat (AS) melihat NU sebagai kekuatan Islam moderat di dunia dengan populasi muslim terbesar yang berkisar 80 juta sesuai hasil survei dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Sebagai kekuatan besar dan diperhitungkan agaknya NU memiliki dua peluang yang sama-sama memungkinkan yakni NU menjadi sasaran intervensi dan NU mampu melakukan intervensi terhadap masalah di luar.
Masalahnya, peran mana yang akan diambil NU pascamuktamar?
"NU harus menjadi `payung` yang meneduhkan semua Nahdliyin (warga NU) dari partai dan pilihan politik apapun," kata salah satu kandidat ketua umum PBNU, Masdar Farid Mas`udi.
Menurut dia, kebesaran NU harus diikuti dengan kebesaran NU dalam memberikan kebebasan kepada warganya untuk menentukan pilihan-pilihan.
"Dengan menjadi `payung`, maka NU akan mudah menjadi kekuatan masyarakat sipil yang independen," kata mantan direktur Pusat Perhimpunan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta itu.
Sebagai kekuatan masyarakat sipil, keputusan Muktamar ke-32 NU dalam masalah politik praktis agaknya dapat menjelaskan posisi NU akan menjadi "payung" masyarakat atau tidak.
Adalah Komisi Bahsul Masail Qonnuniah (Komisi Perundang-undangan) pada Muktamar Makassar yang merekomendasikan untuk mendukung rencana pemerintah mengembalikan pemilihan gubernur yang ditentukan oleh DPRD, bukan pemilihan langsung oleh rakyat.
"NU mendukung revisi pemilihan gubernur itu dipilih DPRD dan dari tiga nama yang dipilih DPRD akhirnya diajukan ke Presiden untuk ditentukan satu orang sebagai gubernur," kata Ketua Komisi Bahsul Masail Qonnuniah Prof Dr KH Ridwan Lubis di Makassar (26/3).
Menurut dia, dukungan pengembalian pemilihan gubernur di tingkat DPRD itu dilakukan untuk mengurangi biaya pemilu, sekaligus memacu parpol untuk dapat menyiapkan kader-kader terbaiknya di DPRD.
"Kader parpol yang terbaik itu yang nantinya bertugas untuk memilih gubernur yang layak, bukan karena politik uang. Jadi, presiden akan dipilih langsung, gubernur tidak langsung, dan bupati/wali kota dipilih langsung, termasuk kepala desa," katanya.
Paling tidak, pilgub yang tidak langsung juga dapat membuat tugas NU menjadi relatif ringan, karena warga NU yang jumlahnya cukup besar dan mudah "terbelah" dalam pilkada langsung itu akan dapat dihindari, sehingga NU tidak akan kerepotan untuk melakukan islah dan seterusnya.
Lebih indah
Tidak hanya untuk warga, Muktamar Makassar juga mampu "mengatur" pemimpin NU dalam kaitan politik praktis yakni pemimpin NU yang mengincar jabatan politik mulai dari presiden hingga bupati/walikota, harus mundur dari jabatannya.
"Keputusan komisi organisasi, pengurus harian yang akan mencalonkan diri untuk jabatan politik harus mengundurkan diri," kata Ketua Panitia Muktamar KH Hafidz Utsman.
Pengurus harian yang dimaksud adalah rais aam, wakil rais aam, ketua umum, dan wakil ketua umum di tingkat pengurus besar (pusat) serta rais syuriah dan ketua tanfiziah di tingkat pengurus wilayah dan cabang.
Aturan itu lebih tegas dari aturan dalam muktamar sebelumnya yang hanya mensyaratkan pengurus NU nonaktif selama proses pemilihan presiden (Pilpres) atau Pilkada.
Lantas, bagaimana hubungan NU dan warga NU dengan partai politik?
"NU sudah sepakat untuk menyerahkan potensi politik warga NU yang cukup besar kepada kepada PBNU untuk mengarahkan warga NU, bukan kepada parpol," kata Sekretaris PWNU Jatim HM. Masyhudi Muchtar.
Tapi, arahan PBNU itu tidak akan dipusatkan kepada partai A atau B, sebab semuanya akan bersifat situasional.
"Bisa saja PKB, PPP, Partai Demokrat, Partai Golkar, PDIP, dan sebagainya," katanya.
Dengan keputusan itu agaknya siapapun yang menjadi pemimpin NU akan lebih fokus dalam mengurusi warga NU, mengingat masalah politik praktis tidak akan menjadi urusan sepanjang tahun dan bertahun-tahun.
Bahkan, sidang komisi Bahtsul Masail Diniyyah Maudlu`iyyah dalam Muktamar ke-32 NU juga mendorong ekonomi kerakyatan yang merujuk "Nahdlatut Tujjar" yang merupakan roh perjuangan NU dalam bidang ekonomi.
"Konsep Islam mengenai ekonomi mengacu kepada kepentingan umum. Bukti konkret dari ekonomi kerakyatan dalam Islam adalah zakat, shadaqah, dan infak. Jadi, ekonomi kerakyatan merupakan sistem yang berbasis pada syari`at (maqashidus syari`ah)," kata Ketua Tim Materi Bahtsul Masail Diniyyah Maudlu`iyyah KH Drs H M. Masyhuri Naim, MA.
Oleh karena itu, NU mendesak pemerintah untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan, mengingat perekonomian di Indonesia masih menguntungkan industri dan belum memihak rakyat.
Selain itu, Komisi Program pada Muktamar ke-32 NU juga merekomendasikan NU untuk membangun rumah sakit pada tingkat wilayah (provinsi) guna menyehatkan masyarakat.
"Langkah NU dalam kurun lima tahun ke depan adalah membangun rumah sakit NU di tingkat provinsi, sebab kalau di tingkat kabupaten/kota sudah banyak, sekaligus melanjutkan program pengembangan pendidikan umum dan pesantren dalam skala internasional," kata Ketua Komisi Program KH. Abbas A. Muin.
Agaknya, keputusan Muktamar Makassar membuktikan NU pascamuktamar akan lebih indah, karena pengurus NU tidak akan "tersandera" urusan politik praktis, namun lebih fokus pada ekonomi kerakyatan, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan masyarakat di tingkat bawah.
(T.E011/A025/P003)
NU Santri vs NU Politisi
ISTILAH NU santri dan NU politisi mengemuka di arena Muktamar Ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sudiang, Makassar dalam dua hari terakhir.
Istilah tersebut muncul untuk membedakan peserta muktamar yang murni berasal dari pengurus wilayah/cabang dengan para Nahdliyin yang kini sudah tersebar di partai-partai politik.
Sejumlah peserta muktamar yang berasal dari kalangan politisi memilih tinggal di hotel-hotel berbintang yang ada di Makassar. Mereka hanya sesekali ke arena muktamar yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Makassar.
Sedangkan kalangan NU santri lebih banyak di arena muktamar dan tinggal di sekitar asrama haji. Paling jauh, mereka menginap di beberapa hotel kelas melati yang ada di sekitar Mandai, Maros.
Sejumlah NU politisi kini menduduki posisi penting di parpol, terutama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kelahirannya dibidani sejumlah elite PBNU.
Bahkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar kini mengisi pos menteri transmigrasi dan tenaga kerja. NU politisi lainnya yang juga mengisi kursi menteri adalah Suryadharma Ali. Ketua Umum DPP PPP ini menjabat menteri agama.
Refleksi-Karaoke
Dari pantauan Tribun, sejumlah NU politisi yang sebagian besar adalah anggota DPR RI tinggal di hotel-hotel berbintang secara berkelompok.
Mereka ikut menjadi tim sukses kandidat Rais Aam Dewan Syuriah dan Dewan Tanfidziyah. Para NU politisi ini pula yang mengerahkan sejumlah mobil mewah ke arena muktamar, termasuk untuk keperluan transportasi kiai sepuh.
Para NU politisi ini biasanya mengisi kepenatan selama muktamar dengan relaksasi di tempat refleksi atau di bernyanyi di karaoke.
Sarungan
Bagaimana dengan NU santri? Mereka masih tampil dengan gaya sarungan khas pesantren, termasuk ketika datang ke pusat Kota Makassar untuk membeli cenderamata.
Maka pemandangan orang-orang bersarung sempat mewarnai kawasan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Jl Somba Opu dan pusat perbelanjaan lainnya.
Bila sedang calek, mereka memilih beristirahat sejenak di kamar-kamar yang ada di arena muktamar atau dipijit oleh tukang pijit yang memberikan jasa di asrama haji.
Seorang peserta dari PWNU Jawa Timur mengatakan, dia datang ke Makassar hanya membawa dua lembar calana dan 10 lembar sarung. "Ciri khas NU ya, sarungan seperti ini," kata peserta yang mengaku salah satu pengurus di PWNU Jatim.(cr7/firmansyah)
Hasyim Muzadi Mundur, KH Sahal Mahfudh Terpilih Jadi Rais Aam
"Bismillahirrahmanirrahim. Saya tidak bersedia dicalonkan Rais Aam," kata Hasyim dalam surat yang dibacakan KH Zein Irwanto di Ruang Muzdalifah, di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/3/2010).
Setelah itu, ketua panitia pemilihan menanyakan kepada peserta apakah bisa ditetapkan secara aklamasi KH Sahal sebagai Rais Aam. "Aklamasi!" jawab ratusan muktamirin.
Setelah itu panitia menetapkan KH Sahal resmi menjadi Rais Aam. Shalawat pendukung Sahal pun langsung membahana di ruangan Muzdalifah.
Dalam tahap pencalonan sebelumnya, KH Sahal berhasil mengungguli KH Hasyim. KH Sahal mendapat 272 suara, sementara KH Hasyim mendapat 180 suara. Sementara calon yang gugur, KH Maimun Zubair hanya mendapat 29 suara.
"Hasil perhitungan yang memenuhi syarat 99 suara dukungan ada 2 orang," kata ketua panitia Muktamar NU ke-32, KH Hafid Usman di Ruang Muzdalifah
Setelah diumumkan hasil penghitungan suara, pendukung Sahal pun sempat mengusulkan aklamasi. "Aklamasi!," kompak pendukung Sahal teriak. (Rez/nrl)