Mufti Satukan Persepsi Soal Islam

Monday, March 22, 2010

SENIN, 22 MARET 2010 | 20:44 WIB

Mantan Wapres Jusuf Kalla saat menerima kedatangan KH Muhammad Achmad Sahal Mahfudz selaku Rhois Dewan Pertimbangan PBNU di Makassar, Senin (22/3). TEMPO/ Fahmi Ali

TEMPO Interaktif, Makassar - Panitia Muktamar Nadhlatul Ulama (NU) ke-32 menggelar dialog bersama mufti-mufti atau ulama dunia yang menghadiri muktamar yang digelar di Makassar. Besok rekomendasi dari dialog akan disampaikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta akan diteruskan ke Liga Arab.

Dialog ini digelar di Hotel Sahid Jaya Makassar, mulai pukul 13.00-18.00 Wita, kemudian dialog dilanjutkan di kediaman mantan wakil presiden Jusuf Kalla, di Jalan Haji Bau nomor 16 Makassar, sekaligus perjamuan makan malam.

Dialog dihadiri oleh mufti-mufti atau ulama dunia diantaranya Libanon, Syuria, Belanda, Arab Saudi, Mesir, Palestina dan Afganistan. Nampak juga Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin

Menurut Dr Amr Mustafa Hassaimin, dari Mesir mengungkapkan ada beberapa poin rekomendasi yang dia sebutkan dalam dialog mufti-mufti atau ulama duani dengan tema "Peran Ulama dalam Memajukan Dunia Islam".

Pertama menyatukan persepsi dunia Islam untuk memajukan Islam. Kedua, konsep-konsep strategis yang dibuat untuk mengungkapkan peradaban Islam terutama dengan pendekatan keagamaan.

Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih, kepada ulama-ulama yang datang ke Makassar, ia mengaku sangat senang bisa bertukar pengalaman dengan para ulama dunia ini terkait masalah-masalah Islam.

Ilmuwan asal Belanda, Johan Mealemay dalam forum mengungkapkan persoalan dunia Islam di Eropa yang cenderung terpecah karena banyak mazhab, apalagi ada partai politik anti-Islam. Sementara Islam barat sendiri mulai mengkaji ulang studi Islam tradisional untuk dikembangkan secara terbuka.

Menurutnya ini perlu perhatian, studi Islam yang dimaksud adalah fikih, untuk mengaplikasikan studi ini, di Eropa perlu mengkaji ulang terkait masalah latar belakang etis dan budaya setempat. Saat Johan sedang merintis universitas Islam di negaranya, dan akan membuat cabang di Grassel dan Istanbul.

ABD AZIS

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box