Gus Ipul Lihat Intrik Pemilihan Rois Aam PBNU

Monday, March 22, 2010

Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul)
(inilah.com)

INILAH.COM, Surabaya - Menjelang pelaksanaan Muktamar NU ke-32 di Makasar yang dimulai Selasa (23/3) besok, Ketua Umum PP GP Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mulai melakukan manuver politiknya.

Gus Ipul meminta agar proses penentuan Rois Aam PBNU tidak perlu dilakukan melalui ajang pemilihan seperti halnya Ketua Umum Tanfidz PBNU. Melainkan, cukup dengan cara musyawarah mufakat.

"Nggak perlu pilihan dan persaingan untuk Rois Aam, karena jabatan ini merupakan pimpinan tertinggi NU dan harus dijaga kewibawaannya. Kalau dilakukan pilihan, legitimasinya itu hanya kepada yang memilih. Ini beda dengan pemilihan pada Ketua Umum PBNU," kata Gus Ipul di RM Adem Ayem Surabaya, Senin (22/3).

Menurut Gus Ipul, PP GP Ansor yang pada muktamar sebagai peserta dan tak punya hak suara ini mengusulkan agar Rois Aam PBNU itu tetap dijabat KH Sahal Mahfudz dan melakukan permusyawaratan yang ditawarkan kepada muktamirin.

Artinya, musyawarah yang mengajak seluruh kiai sepuh itu untuk menentukan siapa yang menjadi wakil-wakil Rois Aam, seperti KH Abdullah Faqih, KH Maimun Zubair, Habib Lutfi dan lainnya.

"Kalau dilakukan melalui pemilihan, dikhawatirkan akan terjadi intrik dan berbau money politic yang bisa menurunkan kredibilitas Rois Aam. Saya lihat dalam muktamar kali ini ada nuansa tidak sehat dan intrik-intrik dalam pemilihan Rois Aam," imbuhnya.

Dia mencontohkan, pemilihan Rois Aam memang terjadi saat muktamar sebelumnya, baik di Lirboyo-Kediri dan Solo. Saat Muktamar NU di Solo, telah terjadi pertarungan yang sengit antara dua kandidat KH Sahal Mahfudz dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Saat itu saja menyebabkan adanya efek-efek dan implikasinya tidak baik. Apalagi, saat ini saya lihat tidak memungkinkan dan tidak kondusif untuk dilakukan pemilihan Rois Aam," tuturnya.

Gus Ipul mengharapkan permusyawaratan dalam ajang menentukan siapa Rois Aam PBNU bisa mendapatkan jalan keluar terbaik.

"Misalnya Rois Aam PBNU tetap dipegang KH Sahal, wakilnya kan bisa Hasyim Muzadi dan kiai sepuh lainnya membantu di belakangnya. Saya pernah mendengar adanya kiai NU berpengaruh di Semarang yang mengancam akan meninggalkan NU, jika Rois Aam PBNU adalah si-A. Jangan sampai seperti itu, karena merugikan semua pihak," pungkasnya.

Untuk diketahui, saat Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) PWNU Jatim beberapa waktu lalu telah mengusulkan nama KH Hasyim Muzadi menjadi kandidat Rois Aam PBNU dalam muktamar.

Sedangkan, dua nama KH Solahuddin Wahid dan KH Ahmad Bagdja diusulkan dari Jatim menjadi Ketua Umum PBNU. Sedangkan, Gus Ipul ingin memasangkan duet KH Sahal Mahfudz dan KH Said Agil Siradj memimpin NU ke depan. [beritajatim.com/bar]

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box