503 Peserta Akan Pilih Rois Aam dan Ketum PBNU

Saturday, March 27, 2010

M. Rizal Maslan - detikNews

Makassar - Setelah pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2004-2009
menyatakan demisioner, pimpinan sidang pleno langsung melanjutkan proses
pemilihan Rois Aam dan Ketua Umum. Sekitar 503 orang peserta Muktamar NU ke-32 yang memiliki hak pilih akan memilih siapa tokoh yang akan dijadikan Rois Aam dan Ketua Umum itu.

Jumlah peserta yang akan memilih ini merupakan perwakilan dari Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) serta Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCNU). Namun ada beberapa PCNU dan PCINU yang tak hadir, sehingga jumlah pemilih berkurang, namun Panitia Muktamar NU ke-32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sabtu (27/3/2010) menyatakan sidang pleno memenuhi syarat.

Proses pemilihan Rois Aam dan Ketua Umum ini dipimpin langsung oleh Ketua
Tanfidz PWNU Sulawesi Selatan Dr Zein Irwanto dengan wakil PWNU Kalimantan
Tengah, PWNU Jambi, PWNU Banten, PCNU Ternate. Mereka ini diberikan mandat
Panitai Muktamar untuk memimpin persidangan setelah PBNU periode 2004-2009
menyatakan demisioner.

Pimpinan sidang dalam acara itu menjelaskan kepada para muktamirin bahwa
pemilihan dilakukan melalui dua tahap. Pertama, tahap penetapan calon Rois Aam dan Ketua Umum, kedua proses pemilihan.

Dalam tahap pertama, peserta diberikan secarik kertas kosong untuk memilih siapa calon Rois Aam dan Ketua Umum. Mereka lalu menuliskan siapa saja calon untuk ditentukan dalam pemilihan tahap kedua.

Bagi calon yang menang secara sah harus mengantungi 99 suara dukungan dari PWNU dan PCNU atau memiliki suara terbanyak. Pemilihan sendiri dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia, di mana para peserta yang memiliki hak pilih ini diberikan sebuah kartu kosong yang diberi stempel PBNU.

Sampai saat ini, proses pemanggilan para peserta terus dilakukan dengan diawali pemanggilan peserta yang menjadi perwakilan PWNU dan PCNU di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Jambi. Sebelumnya, setelah menyatakan demisioner, KH Hasyim Muzadi nampak menghampiri dan mencium tangan KH Maimun Zubair, setelah itu berpelukan sambil tertawa.

Begitu juga dengan KH Sahal Mahfuzh yang didatangi Hasyim dengan bercium tangan. Melihat suasana seperti itu, membuktikan tidak adanya sikap perseteruan dalam meperebutkan pucuk pimpinan tertinggi di organisasi yang memiliki 60 juta orang Nahdliyyin ini.



(zal/mad)

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box