Sahal - Hasyim Memanas

Saturday, March 20, 2010

SURABAYA | SURYA - Sejumlah nama kandidat Rois Am Syuriah PBNU sempat beredar. Tapi persaingan paling ketat diperkirakan terjadi antara KH Sahal Mahfudz (Rois Aam PBNU sekarang) dan KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum Tanfidziyah PBNU sekarang).

Nama lain calon Rois Aam PBNU yang pernah beredar diantaranya, KH Tholhah Hasan (Mantan Menag), KH Ma’ruf Amin (Ketua Fatwa MUI), serta Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim. Namun ketiga nama ini belakangan tenggelam oleh popularitas KH Sahal Mahfudz dan KH Hasyim Muzadi.

“Arus dukungan mengerucut beliau berdua,” jelas Prof Dr Kacung Marijan, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, dalam diskusi dengan awak Harian Surya, Jumat (12/3).

KH Sahal awalnya tidak pernah disebut. Kiai asal Pati (Jateng) ini dikabarkan tidak mau memperpanjang jabatan yang sudah disandangnya dua periode, sejak 1999 lalu.

Sementara itu KH Hasyim sudah berkibar sejak awal. Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam ini tidak pernah menyampaikan pencalonannya. Namun struktur NU sudah faham karena dalam sejumlah kesempatan KH Hasyim pernah mengeluarkan sinyal untuk naik tahta sebagai Rois Aam.

Tapi kejutan terjadi sepekan lalu. KH Sahal Mahfudz yang tiba-tiba menerima untuk dicalonkan kembali. Sikap KH Sahal ini terjadi ketika kiai dan pengurus NU se-Jateng bertemu dikediamannya, Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati (Jateng). Forum ini sekaligus mendeklarasikan pencalonan KH Sahal Mahfudz kembali.

Kacung melihat KH Sahal yang merupakan kiai senior memiliki dukungan cukup kuat dari para kiai NU, utamanya pemilik pesantren besar. Sebab KH Sahal dinilai telah mencapai derajat puncak kiai.

Sebaliknya KH Hasyim memiliki kekuatan berupa hubungan erat dengan struktur NU, baik di PW (provinisi), maupun PC (kota/kabupaten). Hubungan ini sangat menentukan karena merekalah yang punya hak pilih dalam muktamar di Makassar nanti.

“Dukungan kiai pesantren juga sangat berpengaruh. Kiai pesantren itu soko guru NU, sehingga suaranya akan didengar sekalipun tidak punya hak pilih,” tutur Kacung.

Tarung Tatib
Wacana model pemilihan yang kini menggelinding diyakini berhubungan erat dengan rivalitas KH Sahal-KH Hasyim.

Ada kelompok menginginkan pengangkatan Rois Aam cukup melalui model ahlul hal wal aqdi, tim kecil beranggotakan kiai-kiai pilihan, seperti yang dipakai dalam Muktamar Situbondo 1984 silam. Jika ini terjadi, jalan KH Sahal akan sangat mulus. Sementara kubu yang lain meminta tetap pakai model pemilihan langsung oleh muktamirin.

“Jadi pertarungan tatib nanti pemilihan nanti, saya kira juga akan ramai,” prediksi Kacung.

Wakil Sekretaris Panitia Muktamar, Syaiful Bahri Anshori mengatakan, draf tatib pemilihan mengacu pada AD/ART. Baik Rois Aam Syuriah maupun Ketua Umum Tanfidziyah akan dipilih lewat dua tahap pemungutan suara sesuai derajatnya masing-masing.

“Tahap pertama, di sini calon harus mengumpulkan 99 suarai untuk lolos ke tahap kedua atau tahap pemilihan. Tapi draf ini sepenuhnya tergantung muktamirin, kalau forum menghendaki berubah, ya otomatis berubah,” tegasnya.

0 comments:

Post a Comment

banner125125 d'famous_125x125 ads_box ads_box ads_box