Dua kelompok ini, kata Marwan, akan bertarung memperebutkan posisi tanfidizyah dan syuriah. Sayangnya, Marwan enggan menyebut siapa yang disebut kelompok ulama dan kelompok politisi. “NU sebaiknya dipimpin ulama bukan politisi. Karakter politisi dikhawatirkan akan meruntuhkan NU. Ini pertaruhan bagi NU,” jelas Marwan.
Tanda-tanda akan terjadinya pertarungan keras juga mulai muncul. Di Jakarta, sekelompok massa berbendera Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berdemo di Kantor PBNU. Mereka menolak rencana Ketua PBNU Hasyim Muzadi untuk menjadi Rais Am Syuriah PBNU 2010-2011. Mereka menyebut Hasyim selama menjadi Ketua PBNU telah menyeret NU dalam politik praktis. “Kami dari kaum muda minta agar Hasyim tidak dicalonkan lagi menjadi Rois Am NU yang akan datang, demi kejayaan NU di masa depan,” kata Anas Syarifudin, koordinator demo.
Anas menambahkan, selama kepemimpinan Hasyim, wajah NU terlihat mirip dengan partai politik. “Ini ditakutkan akan menurunkan kepercayaan warga terhadap organisasi Islam terbesar ini,” ujarnya.
Rencana Hasyim maju sebagai Rais Am Syuriah mendapat saingan berat dari KH Sahal Mahfudz yang menyatakan kesediaannya untuk memperpanjang jabatan yang dipegangnya sejak Muktamar Kediri, 1999 silam.
Jangan Acak-acak
Mantan Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi, mengatakan, aksi unjuk rasa menolak seorang ulama menjadi Rais Am yang diusung oleh peserta muktamar, tindakan tidak etis.
“Tidak etis menghadang seseorang yang akan dicalonkan oleh muktamirin sebagai Rais Aam. Lagi pula, Pak Hasyim sampai sekarang secara resmi atau tak resmi belum pernah menyatakan maju sebagai Rais Am,” ujar Masduki.
Sementara itu, Rois Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin mengingatkan semua pihak, agar tidak mengacak-acak NU. Kiai Ma’ruf berharap pihak luar membiarkan NU menyelesaikan agenda karena bisa membuat suasana buruk di internal NU.
Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf juga meminta pada para kandidat bersikap elegan dan tidak saling menjelekkan dan menjatuhkan. “Marilah kita lakukan dengan mekanisme yang telah ditentukan,” katanya
Sementara itu, kandidat Ketua Umum Tanfidziyah diperkirakan hanya ada empat yang lolos. Ini karena panitia mensyaratkan calon harus didukung minimal 99 suara dari total sekitar 500 suara yang ada. Hal ini dikatakan Kandidat KH Ali Maschan Moesa. “Yang lolos kemungkinan KH Salahuddin Wahid, KH Said Agil Siradj, KH Ahmad Bagdja, dan saya sendiri,” kata Ali Maschan Moesa.
Sampai saat ini ada tujuh nama yang disebut-sebut dalam bursa kandidat ketua umum PBNU yakni KH Said Agil Siradj, KH Masdar F Mas’udi, H Slamet Efendi Yusuf, KH Ahmad Bagja, KH Ulil Abshor Abdalla, dan KH Salahudin Wahid, dan KH Ali Maschan.
Ali Maschan ketika ditanya, siapa kandidat yang paling diperhitungkan sebagai kompetitor, dia enggan menyebutkannya.
“Saya bersikap optimis saja, sebagai manusia kita berusaha dan meminta bantuan-Nya, Allah yang akan menentukan,” kata anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) itu.ndtc/in/ian/ant
0 comments:
Post a Comment